Berita Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kesehatan

Hindari Terlambat Penanganan Jantung, Dinkes Kota Malang Edukasi Nakes

Malang, (malangkota.go.id) – Dinas Kesehatan Kota Malang bekerja sama dengan Hasna Medika Malang menggelar webinar Tatalaksana Kegawatdaruratan Jantung dengan topik ‘1…2…3… Keep Your Heart Beating’ pada Kamis (17/2/2022). Kejadian kegawatdaruratan terjadi begitu cepat dan tidak dapat diprediksi dan banyak pasien yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD) sudah dalam keadaan mengancam nyawa.

dr. Mohammad Saifur Rohman

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 hingga 2019 terjadi tren peningkatan kejadian kardiovaskular atau penyakit jantung. Oleh karena itu, para tenaga kesehatan dituntut memiliki kompetensi melaksanakan tatalaksana kegawatdaruratan dengan cepat dan tepat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif mengungkapkan, pada 2021 lalu angka kasus kardiovaskular di Kota Malang cukup tinggi. Penyakit jantung koroner 2489 kasus dan gagal jantung 3458 kasus. Baik penyakit jantung koroner maupun gagal jantung sebenarnya bisa dimitigasi tingkat mortalitas dan morbiditas kecacatannya.

“Ada aplikasi acute coronary syndrome yang telah dijalankan di layanan kesehatan primer terutama puskesmas,” terang Husnul.

Tahapan pengecekan jantung

Lebih lanjut, Husnul menjelaskan bahwa aplikasi yang telah disediakan di puskesmas ini bisa membantu proses deteksi sejak awal gejala-gejala penyakit jantung dan kegawatdaruratan. Setelah dideteksi lalu bisa dilakukan stabilisasi di layanan primer. Puskesmas juga telah memiliki fasilitas elektrokardiogram (EKG) dan beberapa obat-obatan kegawatdaruratan jantung.

“Melalui kegiatan webinar ini, semoga semua tenaga kesehatan meningkatkan wawasan tentang kegawatdaruratan jantung. Tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bisa tercapai di Kota Malang. Terutama pasien yang terdeteksi kelainan maupun penyakit jantung bisa dilayani dapat terselesaikan,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. dr. Mohammad Saifur Rohman, Sp.JP(K), Ph.D, FIHA, FICA, FAsCC, FSCAI mengungkapkan, masih banyak terlihat titik kelemahan yang menyebabkan keterlambatan pelayanan kepada pasien kardiovaskular. Keterlambatan ini menyebabkan dampak yang sangat besar.

“Telat beberapa jam berbeda dampaknya dengan yang (ditangani) tepat waktu. Kalau sudah terlambat tidak akan bisa diulangi, karena jantung ini adalah irreversible (tidak dapat diubah). Jadi kita berjuang dengan waktu dan mengencangkan ikat pinggang membuat sistem dari hulu ke hilir untuk meningkatkan pelayanan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Saifur berharap dengan adanya webinar, para tenaga medis, masyarakat maupun fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjutan dapat dilakukan lebih cepat.

Sedangkan webinar ini diikuti oleh para tenaga kesehatan (nakes) dari puskesmas, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya. Hadir sebagai narasumber Dr. Indra Wahyu Saputra, Sp. JP(K). (ari/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content