Artikel Ekonomi dan Bisnis Kuliner

Kue Ontbijtkoek Khas Kayutangan Peninggalan Belanda Dijadikan Oleh-oleh

Klojen, (malangkota.go.id) – Akhir-akhir ini, kawasan Kayutangan Kota Malang terus dibenahi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Selain menambah keindahan kota, pembenahan Kayutangan ini juga menguntungkan bagi pengusaha kuliner di sekitar lokasi.

Warga Kayutangan praktik membuat kue Ontbijtkoek

Ontbijtkoek salah satunya, kue peninggalan zaman Belanda ini semakin diminati orang-orang yang berkunjung di kawasan Kayutangan. Jajanan ini membawa berkah bagi pegiat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan. Tak hanya ingin sukses sendiri, Pokdarwis Kayutangan juga mengadakan pelatihan pembuatan kue khas zaman Belanda ini.

Pegiat Pokdarwis Kayutangan Ninik Abdilah mengungkapkan, sejak dikenalkan satu tahun lalu di Kayutangan, kue Ontbijtkoek (Ombikuk) ini semakin banyak permintaan. Oleh karena itu, Pokdarwis Kayutangan mengembangkan kue ini sebagai oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang, khususnya di Kayutangan

“Banyaknya permintaan, kami siasati dengan melatih warga di Kayutangan untuk membuat kue ini. Di mana kue ini sudah ada sejak zaman Belanda,” jelas Ninik, Rabu (3/3/2022).

Dengan kondisi saat ini yang masih dalam pandemi Covid-19, untuk pemasaran kue Ombikuk masih menggunakan cara online. Nanti jika pandemi sudah berakhir, Pokdarwis Kayutangan akan menjual langsung kepada para wisatawan.

“Kami berharap dengan membawa oleh-oleh kue Ombikuk dari Kayutangan bisa membantu wisatawan membawa kenangan dari Kayutangan. Karena kue Ombikuk di Kota Malang adalah roti yang penuh kenangan,” kata Ninik.

Jika para warga di Kayutangan diberikan keterampilan membuat kue Ombikuk, maka diharapkan nantinya saat mendapatkan pesanan dalam jumlah besar tidak akan kesulitan. Pasalnya, saat ini dengan hanya dipasarkan melalui online saja, pesanan yang mengalir setiap minggu pasti ada.

“Agar kue Ombikuk khas Kayutangan ini tidak dijiplak daerah lain, Pokdarwis Kayutangan sudah mendaftarkan produk untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Semoga kue ini bisa menjadi semakin dikenal sebagai ikon Kayutangan dan Kota Malang,” tutupnya. (cah/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content