Berita Ekonomi Kerakyatan

Kuatkan Urban Farming Wujudkan Kota Malang Menuju Berdaulat Pangan

Blimbing (malangkota.go.id) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang terus berupaya untuk mewujudkan kota yang berdaulat dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan. Di tahun 2022, sektor pertanian perkotaan atau urban farming berhasil dikembangkan di wilayah Kota Malang hingga ke tingkat RT/RW.

Petugas dari Dispangtan menunjukkan tanaman yang dikembangkan dengan sistem urban farming di Kantor Dispangtan Kota Malang

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, SP, mengungkapkan dengan terbatasnya lahan di Kota Malang maka diperlukan strategi untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan. “Tahun 2023, urban farming akan dikuatkan lagi sehingga cita-cita Dispangtan untuk bisa membangun Kota Malang menuju berdaulat pangan dapat menjadi kenyataan,” ucap Slamet, Selasa (3/1/2022).

Slamet menyampaikan, ke depan Dispangtan akan semakin aktif turun ke lapangan untuk memberikan edukasi dan pemahaman terkait ketahanan pangan dengan urban farming. Urban farming tidak hanya dilakukan dengan menanam tanaman yang sering dikonsumsi, akan tetapi juga dapat dipadukan dengan membudidayakan berbagai macam ternak seperti ikan, ayam, dan lainnya.

Diversifikasi pangan (upaya untuk mendorong masyarakat memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja) juga akan digalakkan Dispangtan Kota Malang.

“Kami sudah punya model pengembangan tanaman ubi, ketela, bentoel, waluh madu di lahan terbatas di kantor Dispangtan. Itu akan kami tularkan kepada masyarakat,” tutur Slamet.

Tak hanya itu, diungkapkannya bahwa Dispangtan juga akan mengadakan berbagai lomba dengan menggandeng TP PKK Kota Malang untuk mengampanyekan gerakan menanam, mengolah dan mengembangkan usaha dari produk pertanian. Kegiatan itu diantaranya untuk memperingati hari ulang tahun Kota Malang dan Hari Pangan Sedunia yang saat ini sudah dipersiapkan.

Berbagai terobosan itu diharapkan dapat menjadi solusi mengingat semakin sempitnya lahan pertanian penghasil pasi/beras di Kota Malang yang saat ini kurang lebih hanya tersisa 800 hektar saja dan hanya mampu menghasilkan kurang lebih 15.852 ton beras/tahun.
“Untuk itulah sangat penting memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan konsumsi karbohidrat dari bahan bahan non-beras. Edukasi untuk menerapkan pola makan beragam, bergizi seimbang dan aman juga terus digalakkan,” terang Slamet.

Dikatakan Slamet, di tengah prediksi resesi ekonomi dan inflasi pangan, masyarakat yang mandiri secara ketahanan pangan lah yang akan bertahan. Harapannya dalam segala kondisi, warga masyarakat Kota Malang tetap bisa terpenuhi kebutuhan akan gizi, serta kesehatannya tetap terjaga dengan baik dengan memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content