Ekonomi Kreatif

Warga RW 11 Kel. Bandungrejosari Antusias Belajar Tie Dye

Sukun (malangkota.go.id) – Warga RW 11 Kelurahan Bandungrejosari tampak antusias mengikuti pelatihan batik motif tie dye (batik jumputan atau ikat celup) di gedung balai RW 11 Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun Kota Malang, Sabtu (18/2/2023).

Peserta foto bersama setelah melaksanakan pelatihan batik tie dye

Tie dye adalah teknik pewarnaan kain dengan zat pewarna untuk menghasilkan pola tertentu yang menarik dengan cara mencelupkan memakai tangan atau biasa disebut dengan jumputan.Tie dye berasal dari bahasa Inggris, tie artinya mengikat dan dye artinya pewarna.

Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Bandungrejosari Yani Agustin mengungkapkan, banyaknya kampung tematik di Kota Malang ternyata membuat warga bersemangat untuk berkreasi. Termasuk warga RW 11 yang ingin mewujudkan kampung batik di wilayahnya.

“Bandungrejosari saat ini sudah dikenal sebagai sentra raket, shuttlecock, dan ke depan ingin mewujudkan pula sebagai kampung batik,” jelas Yani, Sabtu (18/2/2023).

Dari keinginan itulah warga di RW 11 akhirnya mengirim dua orang dari masing-masing RT untuk dilatih membatik dengan teknik tie dye. Mereka akan diajari sampai bisa sehingga nantinya bisa menularkan ilmu yang didapat ke wilayah RT masing masing.

“Hari ini yang belajar batik ada 16 orang dari delapan RT di wilayah RW 11 Kelurahan Bandungrejosari,” imbuhnya.

Lebih lanjut Yani mengatakan jika batik dengan teknik tie dye dipilih sebagai materi pelatihan karena prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan batik tulis.

“Peserta kegiatan batik tie dye hari ini adalah pembatik pemula, jadi diajari yang mudah dulu. Kegiatan ini sendiri akan dilangsungkan selama dua hari, mulai tanggal 18 Februari 2023 dan tanggal 19 Februari 2023,” kata Yani.

Sementara itu instruktur pembuatan batik tie dye, Utik Mardiati mengatakan kegiatan di hari pertama adalah pembuatan batik, pewarnaan, dan penguncian warna. Setelah itu batik difermentasi selama satu hari sebelum nantinya dilakukan pencucian agar warnanya meresap ke dalam kain.

“Kami ikut bersemangat melihat semangat para peserta belajar membatik. Semoga hasilnya bagus dan ke depan bisa banyak membawa manfaat,” harap Utik. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content