Kedungkandang (malangkota.go.id) – Sebanyak 20 ibu rumah tangga di RW 3 Kelurahan Kedungkandang Kecamatan Kedungkandang yang tergabung dalam Relawan ‘Tempe Sabar’ (Tempat Pemilihan Sampah Barokah) melakukan aksi sosial berupa pungut sampah setiap hari Jumat yang ada di setiap pemukiman warga.

Ketua Kader Lingkungan Kota Malang Wasto saat melihat proses penanganan sampah

Sampah kemudian diangkut ke tempat khusus, dipilah dan dijual kepada tengkulak. Hasilnya, selain untuk menambah pendapatan, juga disalurkan kepada anak yatim, duafa dan warga kurang mampu. Aksi kaum hawa ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya Lurah Kedungkandang, Ahmad Imam Muji, S.Sos

Saat menghadiri peringatan 1 tahun Aksi Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (Gradasi) di RW 3 Kelurahan Kedungkandang, Minggu (13/8/2023), Imam mengatakan bahwa langkah ini patut diapresiasi dan bisa menjadi virus bagi kelurahan lain.

Selain dapat menjaga keseimbangan atau ekosistem alam, menurutnya dari aksi ini ada nilai sosial dan manfaat bagi orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. Imam pun memberikan apresiasi kepada Susiana Ita selaku inisiator gerakan sosial ini dan harapannya ke depan akan muncul ibu-ibu Susiana yang lain.

“Saya kira itu sangat luar biasa dan nanti dampaknya menjadi wisata nomadik, wisata buatan, wisata kuliner dan pemberdayaan masyarakat, tentunya pada umumnya juga peningkatan perekonomian warga”, imbuhnya.

Apresiasi positif juga disematkan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat yang juga anggota DPRD Kota Malang, Lokh Mahfud. Dikatakannya, pihaknya akan terus mendukung Gerakan ini selain membantu sejumlah sarana prasarana kepada relawan.

Lokh pun berharap agar program ini mendapatkan dukungan dari Pemkot Malang melalui perangkat daerah terkait, seperti halnya Dinas Lingkungan Hidup dan Diskopindag Kota Malang. Dengan demikian, nantinya gerakan ini semakin masif dan manfaatnya lebih luas lagi.

Sementara itu, Susiana Ita mengungkapkan bahwa awalnya dia tergugah dan merasa resah melihat sampah berserakan, terutama sampah plastik di kampungnya. Dari kondisi itu, pada Agustus 2022 lalu dia mengawali memungut sampah. Seiring berjalannya waktu, Susiana mengajak ibu-ibu rumah tangga lainnya untuk turut berpartisipasi hingga akhirnya terbentuk relawan Tempe Sabar. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content