Berita Hukum, Politik, dan Pemerintahan

Akademisi UMM Apresiasi Kinerja dan Kepemimpinan Sutiaji-Sofyan Edi

Lowokwaru (malangkota.go.id) – Selama lima tahun masa kepemimpinan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko, yakni dari tahun 2018-2023 mendapat apresiasi dari salah satu pakar politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zen Amirudin. Pasalnya, banyak perubahan signifikan yang terjadi di Kota Malang.

Pria yang kerap disapa Zen itu menyampaikan jika salah satu perubahan signifikan yaitu tumbuh kembangnya sektor wisata di Kota Malang. Terlebih, dengan kehadiran Kawasan Kayutangan Heritage yang sudah dikenal masyarakat luas.

“Kebijakan pak wali yang bisa dirasakan yaitu memprioritaskan beberapa daerah wisata, yang dulu tidak menjadi prioritas tapi sekarang begitu berkembang. Seperti di Kayutangan Heritage, yang notabene mencoba untuk seperti halnya di kota lain. Tapi sekali lagi untuk itu harus kita apresiasi secara positif sebagai wujud pengembangan sektor wisata,” ujar Zen, Kamis (21/9/2023).

Bahkan menurutnya, saat ini sudah banyak orang yang melirik kawasan tersebut. Apalagi dengan Kayutangan Heritage yang telah memiliki sejarah panjang, sehingga menjadi keunikan tersendiri bagi para wisatawan di Kota Malang.

“Kalau kita bisa menyebut, kita latah dengan model Jogja, tetapi di sana kan dengan kesejarahan ada blok daerah Malioboro itu dengan sejarah panjang. Kalau mau di Kayutangan dengan segala sejarahnya harus mau merepresentasikan nilai historis. Sehingga, orang datang tidak hanya nongkrong saja. Tapi disitu akan membangun sebuah memori tentang satu sejarah Kota Malang dan Kayutangan gitu,” tuturnya.

Lebih lanjut, Zen juga berpendapat bahwa Kayutangan Heritage dengan segala ikonnya seperti PLN Kayutangan dan Bioskop Kayutangan, itu seharusnya tidak boleh ditinggalkan dan tidak boleh dimusnahkan. Hal itu menurutnya akan menghilangkan substansi dari Kawasan Kayutangan Heritage.

“Nah bagi yang datang, dia akan tau ternyata Kayutangan Heritage dengan sekian panjang sejarah yang kemudian dinarasikan menjadi sebuah wisata yang namanya Kayutangan. Bioskop itu menjadi yang utama, mestinya ada Monumen Bioskop Kayutangan. Kalau hal baru yang dipaksakan ke sana, maka akan kehilangan nilai dari Kayutangan. Maka Kayutangan itu harus satu gagasan besar, tentang sejarah yang meaningfull,” ucapnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia UMM itu berpesan ke depan jangan sampai Kawasan Kayutangan Heritage menghilangkan local wisdom (kearifan lokal). Justru hal tersebut menurutnya harus terus digaungkan di Kayutangan Heritage.

“Kalau dulu Kayutangan Heritage dengan becaknya, ya tetap harus ada. Termasuk juga lingkungan sekitar. Menurut saya kampung sekitar jangan mudah untuk mengklaim ini kampung apa sehingga orang keluar masuk harus dikenakan retribusi, sehingga justru menjadi orang enggan untuk datang kesana. Dari kampung ini harus menjadi konsep besar dari pengelolaan dan manajemen pengembangannya supaya sekitarnya berkembang,” pungkas Zen. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content