Berita

Smart City Jadi Nilai Jual Kota Malang

Malang (malangkota.go.id)  – Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Bimbingan Teknis Penyusunan Masterplan Smart City & Quick Win Program Unggulan Tahap I di Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang dan di Ruang Rapat Perkantoran Terpadu Gedung B Lt. 3, Rabu (30/7/2021). Acara yang digelar secara daring dan luring ini untuk pengembangan dan penguatan literasi.

Bimbingan Teknis Penyusunan Masterplan Smart City & Quick Win Program Unggulan Tahap I di Perkantoran Terpadu Gedung B Lt. 3

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan bahwa, melalui kegiatan bimtek ini diharapkan dapat menguatkan komitmen, konsistensi, dan implementasi di lapangan yang terukur step by step dalam mewujudkan smart city. Sehingga dalam pengaplikasiannya nanti, smart city dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat Kota Malang.

“Selain itu diharapkan implementasi smart city juga dapat membangun nilai dan daya jual Pemerintah Kota Malang terhadap masyarakat. Sehingga kepercayaan masyarakat terhadap Pemkot Malang dan negara semakin kuat,” imbuh Wali Kota Sutiaji.

“Bagaimana smart city itu dibangun mempunyai substansi, jadi tidak hanya program saja dan menjadi gaya-gayaan. Maka smart city ke depan akan berlangsung, kata kuncinya adalah diukur dari komitmen kita semua,” sambungnya.

Masterplan smart city di Kota Malang merupakan hal yang penting, khususnya yang berkaitan dengan pariwisata. Di mana Kota Malang menjadi daerah penyangga kawasan wisata nasional, yakni Bromo Tengger Semeru (BTS). Pentingnya membuat masterplan karena bukan sesuatu yang instan melainkan ada proses maka perlu adanya review.

“Yang namanya perencanaan mesti mengandung futuristik. Jadi rancangan ke depannya bagaimana, 25 tahun bagaimana. Variabel dan instrumennya dimasukkan sehingga perencanaan sudah antisipatif dan unsur futuristiknya masuk,” tambahnya.

Enam komponen smart city diwujudkan secara bertahap, yakni smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment.

“Kami dulu mengambil smart governance. Ketika good government sudah jalan Insha Allah legitimasi dari masyarakat berkaitan dengan pemerintah akan semakin kuat. Sehingga program-program pemerintah akan dikawal langsung oleh masyarakat karena kepercayaan masyarakat terhadap negara semakin kuat. Lalu ada benefit simbiosis mutualisme yang terbangun dengan baik,” papar Sutiaji.

Dari smart governance dapat berkembang pada semua pilar smart economy, smart living, bahkan smart society. Hal ini akan menjadi kekuatan semua termasuk di dalamnya komitmen khususnya berkaitan dengan masalah pariwisata, yaitu smart branding. Terkait masalah pariwisata, tiga kepala daerah Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang sudah mempunyai komitmen melalui kebersamaan visi dan misi yang menguatkan.

“Komitmen menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa. Persiapan pariwisata, seperti Kayutangan akan menjadi penyangganya. Misalnya orang akan ke Bromo biasanya berangkat dari Kota Malang pukul 02.00 dini hari, nanti akan kita wadahi turis yang di Kota Malang yang ingin ke Bromo bisa kongkow-kongkow di Kayutangan,” pungkasnya. (rik/eka/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content