Berita

Pemkot Bersama Kompas Gali Potensi Industri Kreatif di Kota Malang

Klojen, MC – Gelaran Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) di Kota Malang makin hari makin terasa detaknya di Kota Malang. Menyongsong gelaran itu, Pemerintah Kota Malang, Malang Creative Fusion (MCF) bersama Harian Kompas menggelar diskusi Industri Kreatif di Balai Kota Malang, Jumat (18/3).

Dialog potensi industri kreatif Kota Malang di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Jumat (18/3)
Dialog potensi industri kreatif Kota Malang di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Jumat (18/3)

Koordinator MCF, Vicky Arief mengungkapkan saat ini kreativitas yang ada di Kota Malang terus berproses untuk semakin baik dari hari ke hari. Ke depan, proses yang berlangsung ini akan sangat penting untuk bisa mengetahui secara pasti apa sebenarnya ciri khas industri kreatif di Kota Malang.

“Kota Malang memiliki begitu banyak perguruan tinggi, lebih dari 50 perguruan tinggi ada di Kota Malang. Ini jelas merupakan potensi yang luar biasa untuk tumbuhnya industri kreatif,” jelas Vicky, Jumat (18/3).

Untuk menjadi Kota Kreatif, Vicky menjelaskan Kota Malang tidak bisa meniru daerah lain. Seperti contohnya mengadopsi Jatim Park di Batu ke Kota Malang. Kota Malang harus tahu DNA-nya sendiri terlebih dahulu.

“Kami sudah membangun simpul-simpul dengan perguruan tinggi seperti UB, UM maupun Polinema. Ke depan, simpul itu akan terus kami tingkatkan,” tegas Vicky.

Kepala Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah_red) Kota Malang Drs. Wasto, SH, MH mengungkapkan kegiatan ICCC di Kota Malang adalah sebuah momen yang luar biasa. Di event itu nantinya kreativitas para pelaku industri kreatif di Kota Malang akan bisa dipamerkan.

“Kami mendukung penuh adanya kegiatan ini, karena itu melalui dialog ini kami berharap bisa mendapatkan ide-ide baru untuk bersama membangun dan memajukan Kota Malang melalui industri kreatif,” kata Wasto.

Selain dihadiri koordinator MCF dan Kepala Bappeda Kota Malang, dalam kegiatan ini juga mendatangkan banyak narasumber lain yaitu Suryadharma yang merupakan pelaku industri kreatif dan Agnes Swetta Pandia dari Harian Kompas. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content