Berita

Inovasi Alat Pengolah Limbah yang Efektif dan Aman Raih Juara II Inotek 2018

Klojen (malangkota.go.id) – Berbekal alat peraga sederhana yang terbuat dari pipa plastik, wadah plastik, bio bol, dan filter yang biasanya digunakan di akuarium, inovator Rendi Rainardi, Tri Suharno, Alfan Sasongko Gumilang, Masroni, dan Bambang Sugiyono Agus Purwono meraih prestasi di Lomba Inovasi Teknologi (Inotek) Kota Malang 2018 Bidang Lingkungan Hidup.

Inovasi alat pengolah limbah yang berhasil juara kedua di Lomba Inotek 2018

Lomba Inovasi Teknologi Kota Malang ini adalah lanjutan program kegiatan Barenlitbang (Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan) Kota Malang yang bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam memajukan penelitian, pengembangan dan penerapan IPTEK serta ditemukannya inovasi teknologi khususnya di wilayah kota Malang.

Berkat inovasi ‘Waste Management for Small Industry Water Treatment Plants’ itu Rendi dkk berhasil meyakinkan dewan juri dan akhirnya berhasil menyabet juara kedua di Lomba Inotek 2018.

Rendi mengungkapkan bahwa sebelum dapat menciptakan alat pengolah limbah seperti sekarang, banyak sekali  percobaan yang telah dilakukan. Setelah melalui serangkaian riset yang dilakukan bersama keempat rekannya, Rendi bersama tim akhirnya menemukan cara yang efektif dalam mengolah limbah.

“Kurang lebih kami melakukan penelitian selama delapan bulan untuk bisa menghasilkan karya yang nyaris sempurna seperti saat ini. Dan karena itu kami bersyukur pada Lomba Inovasi Teknologi Kota Malang 2018 ini bisa meraih juara dua,” ucap Rendi, Selasa (16/10).

Rendi menyebutkan penemuan alat pengolah limbah yang dibuatnya bukan hanya prototipe saja namun sudah berhasil diterapkan dalam pengolahan limbah sesungguhnya. Salah satu pabrik yang sudah berhasil menerapkan adalah di tempatnya bekerja yaitu di PT Kemas Super Indonesia.

“Dari pemeriksaan di laboratorium, menggunakan alat yang kami ciptakan limbah pabrik di PT Kemas Super Indonesia dinyatakan aman,” jelas Rendi.

Dengan saat ini sudah meraih juara, dengan sudah bisa diaplikasikan langsung di tempatnya bekerja

Meskipun sudah meraih prestasi melalui karyanya dan sudah diterapkan di tempat kerjanya, Rendi bersama tim mengaku masih belum tahu apakah akan memproduksi secara massal inovasi yang telah diciptakannya. Sejauh ini, disampaikannya bahwa ia bersama teman-temannya masih berusaha mengurus hak paten produk yang dibuatnya.

“Khawatirnya kalau hak paten belum dimiliki, produk kami akan dijiplak, dan kami tidak bisa berbuat apa apa. Sebab sepengetahuan kami perlindungan hak paten di Indonesia masih lemah,” terang Rendi.

Meski terkesan sederhana, produk yang dibuat Rendi dkk membawa banyak manfaat. Diantaranya adalah bisa mengetahui perbedaan karakteristik limbah yang akan diolah serta mengetahui langkah langkah penanganan limbah yang tepat.

Selain itu juga dapat menciptakan metode pengolahan limbah yang benar dan efesien, meyakinkan masyarakat bahwa air limbah yang sudah diolah adalah aman. Bisa mengurangi biaya perusahaan untuk mengolah limbah, dan memenuhi persyaratan peraturan pemerintah terkait limbah B3. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content