Berita

Pasar Rakyat Terus Didorong Terapkan Sistem Pembayaran Nontunai

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Selama pandemi global Covid-19 berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Malang, salah satunya melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang agar para pedagang pasar rakyat dapat naik kelas. BRI pun diajak kerja bareng dan melahirkan ‘Website Pasar BRI’ untuk mewadahi penjualan para pedagang di sejumlah pasar rakyat.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji (nomor dua dari kiri)

Melalui sistem ini omset para pedagang akan meningkat serta sebagai upaya menekan penularan Covid-19 khususnya melalui uang kartal. Terkait program pasar pintar ini dan yang menerapkan transaksi daring dari 26 pasar rakyat di Kota Malang, hingga saat ini setidaknya sudah ada sepuluh pasar yang menerapkan transaksi nontunai. Sedangkan 16 pasar rakyat sisanya akan terus didorong agar dapat segera menerapkan sistem serupa, khususnya melalui ‘Website Pasar BRI’.

Beberapa hal itulah yang disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji usai menjadi pembicara dalam program Radio Pasar yang mengangkat tema Belanja Online Solusi di Tengah Pandemi Covid-19 bersama Kadiskopindag Kota Malang dan Kakanwil BRI Malang di aula kantor Diskopindag Kota Malang, Rabu (09/09/2020).

Menurut pria berkacamata ini, bahwa program tersebut sangat bagus dan menjadi kebutuhan para pedagang agar lebih maju dan berkembang. Disisi lain, hal tersebut seiring dengan era 4.0 yang semua berbasis pada teknologi.

Program seperti ini, terang Wali Kota Malang, sebenarnya sudah dicanangkan sebelum adanya wabah Covid-19 dan sebagai upaya agar pedagang lebih maju dan berkembang. “Meski transaksi diterapkan secara daring atau nontunai, para pedagang tetap harus memperhatikan kebersihan pasar dan menata barang dengan baik, sehingga calon pembeli juga merasa nyaman dan tertarik untuk berbelanja atau memesan aneka kebutuhannya di pasar rakyat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Diskopindag Kota Malang, Drs. Wahyu Setianto, MM mengatakan bahwa memang tidak mudah untuk merubah pola pikir para pedagang ketika harus beralih ke transaksi nontunai. Namun dengan sosialisasi yang gencar, terutama terkait kemudahan transaksi hingga dari sisi keuntungan, pihaknya optimis semua pasar rakyat nantinya akan menerapkan sistem ini.

Melalui sistem ini, kata dia, para pedagang tidak hanya bisa menjual barang dagangannya tapi juga dapat mempromosikan secara daring. Dalam aplikasi ini, pembayaran juga bisa dilakukan setelah barang diterima atau pay on delivery, sehingga jika sampai ada barang yang dikirim tidak sesuai bisa dikembalikan dan tidak perlu dibayar terlebih dahulu. “Dalam realisasinya, pihak BRI akan memberi semua fasilitas penunjang kepada pedagang,” papar Wahyu.

Untuk membenamkan aplikasi ini pun tidak harus menggunakan telepon pintar dengan spesifikasi tinggi, karena notifikasi transaksi juga bisa melalui sms. “Tak hanya bagi pedagang pasar rakyat, pihak BRI pun akan memfasilitasi suatu komunitas atau kelompok masyarakat seperti TP PKK dan Karang Taruna yang hendak menjual berbagai produk yang dihasilkan secara daring,” pungkas Wahyu. (say/yon)

You may also like

Skip to content