Berita

Kemendikbud Tunjuk Kota Malang Bentuk Sekolah Penggerak

Malang, (malangkota.go.id) – Untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi, Indonesia lebih maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program sekolah penggerak. Pencanangan program pada episode ketujuh tersebut digelar secara virtual pada Senin (01/02/2021).

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Dra. Sri Ratnawati

Dalam program ini Kota Malang turut mengikuti acara tersebut dari gedung Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang. Hingga saat ini sekolah penggerak yang dimulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga sekolah lanjutan menengah itu sudah ada di 34 provinsi dan 111 kabupaten/kota.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim secara virtual mengatakan jika semua program ini didesain agar berkelanjutan, makanya pihak Kemendikbud tidak akan muluk-muluk. “Kita mulai dengan 2.500 sekolah dulu, baru nantinya diperbesar sampai dengan 40-50 ribu di akhir tahun administrasi,” ungkapnya.

Ditambahkan Mendikbud, program ini terintegrasi dengan ekosistem seluruh sekolah dan lebih berkesinambungan. Nantinya bukan hanya kepala sekolah dan guru  yang dilatih, tapi termasuk juga dari sisi kurikulum dan ada proses pembelajarannya. “Dengan demikian dunia pendidikan kita nantinya akan lebih baik lagi atau bergerak mulai 1 hingga 2 langkah dari sebelumnya,” jelas Nadiem.

Terkait hal tersebut, Kota Malang adalah salah satu daerah yang telah berkomitmen dan siap untuk segera mewujudkan program hasil kerja sama antara Kemendikbud dengan para kepala daerah tersebut. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Dra. Sri Ratnawati usai mengikuti acara pencanangan tersebut mengaku jika pihaknya akan bergerak cepat.

Setelah berkomunikasi dengan Wali Kota Malang, kata dia, sejumlah sekolah akan dijadikan percontohan sebagai sekolah penggerak. “Setiap daerah tidak dibatasi jumlahnya dan dalam pelaksanaannya  memadukan atau mengolaborasikan potensi siswa, guru, elemen sekolah dan orang tua sehingga setiap sekolah memiliki ciri khas masing-masing,” jelas perempuan berhijab itu.

Dengan adanya sekolah penggerak ini, lanjut Ratna, maka tidak ada lagi sekolah yang berlabel sekolah favorit dan untuk pendanaannya bersumber dari APBN dan APBD. Dari sisi sarana dan prasarana Kota Malang telah memenuhi syarat serta akan mendapat pendampingan dari Kemendikbud selama 3 hingga 4 tahun ke depan.

“Program sekolah penggerak ini akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta di seluruh kondisi sekolah. Kalau dari Kementerian, memang kita untuk menjadi sekolah penggerak itu kita sudah memenuhi persyaratan karena daya dukung untuk pembiayaannya antara pusat dan daerah. Kalau untuk menjadi sekolah penggerak Kota Malang ya sudah. Tapi bagaimana pun juga saya akan matur (bilang) ke pimpinan (wali kota_red) dengan peta lokasi dan anggaran yang kita miliki,” pungkas Ratna. (say/ram)

You may also like

Skip to content