Berita Ekonomi Kerakyatan

Omzet Menurun, Pemkot Malang Siap Fasilitasi Pedagang Pasar Buku Wilis

Klojen (malangkota.go.id) – Menjamurnya perdagangan via daring dengan harga murah belakangan ini berdampak terhadap penjualan pedagang di Pasar Buku Wilis Kota Malang. Seperti yang disampaikan salah satu pedagang, Daliyah (74), Sabtu (23/9/2023) yang mengaku jika penjualannya mengalami penurunan signifikan. Namun perempuan ini mengaku bersyukur karena masih bisa mencukupi kebutuhan hidupnya.

Selama 23 tahun berjualan, Daliyah mengaku banyaknya platform marketplace saat ini membawa perubahan besar dalam pendapatannya. “Biasanya dulu itu sehari saya bisa dapat Rp3 juta pas musim tahun ajaran baru. Kalau sekarang, saat semua serba online, saya mendapat sekitar Rp 500 ribu, dan itu sudah cukup tinggi,” tambahnya.

Sedangkan untuk memasuki pasar daring, Daliyah mengaku kesulitan karena keterbatasan akses teknologi dan faktor usia. “Jujur saya tidak bisa karena memang sudah tua. Di sini yang muda-muda itu pakai online. Saya ya seperti ini saja, sehingga mau tidak mau harus bertahan. Paling tidak setiap hari masih ada pembelinya, ya disyukuri,” imbuhnya lagi.

Warga Polehan Kecamatan Blimbing ini ke depannya berharap agar penjualan dapat kembali ramai. Seperti diketahui sebelumnya, saat ini Pasar Buku Wilis tengah menjalani tahap renovasi. Mengenai hal tersebut, Daliyah berharap agar perubahan ini akan membawa dampak yang positif. “Harapannya nanti kalau sudah selesai diperbaiki ini, bisa kembali ramai, semakin ramai,” harapnya.

Penurunan omzet ini juga diutarakan Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Buku Wilis, Muharto (44). Di lokasi ini dikatakannya ada 68 stan yang semua terimbas saat pandemi Covid-19. Namun sekarang sudah mulai merangkak bangkit perekonomiannya, meskipun hingga saat ini penurunannya sekitar 70 persen jika dibanding sebelum Covid-19.

“Kalau omzet saya antara 1-3 juta rupiah per bulan, kalau dulu sebelum pandemi ya bisa 5-10 jutaan. Tapi ya disyukuri saja, karena rezeki sudah ada yang mengatur. Yang penting kita sudah berusaha dan biarlah Tuhan YME yang menentukan semuanya,” ungkapnya.

Sedangkan terkait menjamurnya pasar online ini, pria yang akrab dengan sapaan Harto ini menegaskan bahwa sebagian pedagang telah beralih ke platform online, meskipun memang masih ada beberapa pedagang yang belum mengikuti tren ini dikarenakan faktor usia.

“Dulu juga sudah pernah ada tawaran pelatihan untuk e-Commerce, tapi konsepnya kurang sesuai dengan yang kami mau. Jadi memang ada SDM yang mampu untuk online ada yang tidak. Tapi kami juga tidak memaksakan pedagang untuk online,” jelasnya.

Senada dengan Daliyah, Harto juga mengharapkan agar dengan adanya renovasi pasar saat ini ke depan akan membawa lebih banyak dukungan dalam segi infrastruktur dan meningkatkan daya tarik bagi pelanggan. Selain itu, pihaknya juga berharap adanya kolaborasi antara Pemkot Malang dengan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan berbagai workshop dan pameran, demi mendongkrak omzet penjualan.

“Kami mengharap diadakan seperti pameran buku di sini. Ada kolaborasi dengan perguruan tinggi misalnya, itu kan mengundang banyak mahasiswa ke sini. Kemudian membuat workshop untuk pedagang misalnya. Jadi bukan hanya dukungan secara fisik pasar, tapi juga support untuk meramaikan pasar ini kembali,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi berharap para pedagang tetap optimis dan tidak menyerah kepada keadaan. Saat ini disampaikannya memang sudah zaman yang serba digitalisasi.

Terkait menurunnya omzet dan sepinya pembeli, pihaknya akan membantu pedagang semaksimal mungkin, seperti halnya pelatihan-pelatihan. Eko mengaku nantinya akan memfasilitasi pedagang agar para pedagang mampu bersaing di pasar global. “Saat ini kita masih fokus ke revitalisasi. Setelah semua selesai nanti akan kita jalankan program prioritas lain,” ungkapnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content