Berita

Siswa Baru SMAN Taruna Nala Jalani Masa Karantina, Wali Kota Malang: Kuncinya Harus Disiplin

Klojen (malangkota.go.id) – Berdasarkan kesepakatan para orang tua dan pihak sekolah, sebanyak 509 siswa SMA Negeri Taruna Nala Jawa Timur menjalani proses belajar mengajar perdananya di asrama TNI AL yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso 14 Kota Malang. Di tahap pertama, 200 siswa dari kelas X, XII, XII akan menjalani pembelajaran dengan sistem karantina sejak Senin (14/07/2020) hingga 14 hari ke depan. Sisanya, sebanyak 309 siswa akan menyusul di tahap kedua.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji (depan tengah) foto bersama usai membuka pembelajaran perdana bagi 509 siswa SMAN Taruna Nala

Sebelum mendiami asrama, semua siswa dan perangkat sekolah telah menjalani tes cepat dengan hasil nonreaktif. Selama proses pembelajaran pun akan diterapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, selalu menggunakan masker dan menjaga jarak aman minimal satu meter. Di hari ke-7 dan ke-14 semua siswa dan tenaga pengajar juga akan menjalani tes cepat.

Beberapa hal itu yang disampaikan oleh Kepala SMA Negeri Taruna Nala, Hari Wahjono usai pembukaan acara masa karantina, pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), masa pengenalan lingkungan asrama (MPLA) bagi peserta didik baru dan lanjutan orientasi lanjutan bagi peserta didik kelas XI dan XII dalam masa pandemi Covid-19 tahun ajaran 2020/2021 di lingkungan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Malang.

Hari menambahkan, dalam pembelajaran tahun ajaran baru ini protokol kesehatan juga diterapkan di tempat istirahat siswa, seperti satu ruangan yang harusnya dihuni sepuluh siswa, kini hanya ditempati empat siswa. Hal tersebut, kata dia, sekaligus guna mengantisipasi berbagai kemungkinan adanya penularan virus atau yang lainnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji usai membuka secara resmi hari pertama pembelajaran ini mengatakan bahwa dengan sistem belajar seperti ini diklaim efektif. Selain siswa akan lebih fokus, jelas pria berkacamata itu, dalam pengawasan dan pemantauannya akan lebih terpusat sehingga jika terjadi sesuatu bisa segera diambil langkah konkret. Yang terpenting menurutnya adalah semua elemen yang ada di asrama ini dapat berdisiplin dalam menerapkan setiap protokol kesehatan.

“Adanya wabah Covid-19 ini mari kita jadikan sumber belajar dan pembelajaran. Itu semua akan bearawal dari apa yang ada di otak dan di lingkungan kita, serta dalam belajar tidak hanya dalam kelas. Dalam kehidupan kita harus disiplin dan disiplin dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu disiplin punishment, yakni sistem berdisiplin dari atas ke bawah, namun agak susah dijalankan. Yang kedua, yaitu disiplin dari kesadaran pribadi dan ini menjadi kunci dari keberhasilan serta Ini menjadi kebutuhan kita,” urai pria berkacamata itu.

Pembelajaran berbasis asrama ini, imbuh Sutiaji, sudah diperbolehkan sebagaimana yang juga diterapkan di lingkungan pesantren. “Sekali lagi saya sampaikan bahwa kuncinya ada pada kedisiplinan semua pihak. Karena selama obat virus Covid-19 belum ada, disiplin menjadi senjata ampuh untuk menangkal merebaknya virus yang sangat berbahaya dan mematikan tersebut,” tegasnya.

Selama proses pembelajaran dan karantina ini pihak sekolah juga sudah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Malang dan di asrama tersebut selalu ada petugas yang disiagakan. Dengan demikian akan memberi ketenangan bagi siswa, sehingga mereka pun dapat belajar dengan nyaman, aman serta lebih fokus. Karena sebagai siswa taruna, para pelajar ini tidak hanya belajar teori tapi juga memerlukan penguatan mental dan fisik agar menjadi generasi tangguh serta berdaya saing nantinya. (say/yon)

You may also like

Skip to content