Berita

Pemkot Malang Miliki Strategi Atasi Pengangguran

Malang, (malangkota.go.id) – Kota Malang sebagai kota pendidikan setiap tahunnya menciptakan lulusan yang jumlahnya sangat besar. Permasalahan yang timbul adalah jumlah para lulusan tidak semuanya bisa terserap di dunia kerja. Selain itu, pengetahuan lulusan terkait syarat kerja, perjanjian kerja yang bisa menyebabkan konflik dalam hubungan industrial yang akhirnya berakibat pada pemutusan hubungan kerja.

Penyuluhan dan bimbingan jabatan bagi para pencari kerja Hotel Atria Malang

Berdasarkan data BPS pada bulan Agustus 2020 yang lalu, jumlah angkatan kerja di Kota Malang lebih kurang 470.610, terdiri dari penduduk yang bekerja sejumlah 425.368, dan yang belum bekerja atau pengangguran sejumlah 45.242 orang. Dari program penanggulangan pengangguran yang telah dilaksanakan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan berbagai elemen ternyata belum dapat mengatasi masalah pengangguran sepenuhnya.

Hal itu disampaikan Kepala Disnaker PMPTSP, Erik Setyo Santoso, ST., MT acara penyuluhan dan bimbingan jabatan bagi para pencari kerja Hotel Atria Malang, Kamis (25/03/2021). Menurutnya, berdasarkan hasil evaluasi, ada beberapa faktor penyebab tingginya angka pengangguran. Di antaranya adanya ketidaksesuaian kualifikasi yang dimiliki oleh pencari kerja dengan syarat jabatan yang dibutuhkan. Sehingga perlu adanya penyesuaian kurikulum atau jurusan di SMK atau perguruan tinggi dengan kebutuhan di dunia usaha dan industri.

“Selain itu ada ketidakseimbangan demand dan supply, utamanya minimnya tingkat keterampilan pencari kerja sebagai human resources. Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan turunnya daya serap tenaga kerja pada sektor usaha dan industri akibat minimnya iklim investasi. Yang perlu diperhatikan juga adalah peningkatan pemulangan tenaga migran Indonesia,” ujar Erik Setyo Santoso.

Oleh karena itu, Disnaker PMPTSP, berupaya untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia dengan mengadakan penyuluhan dan bimbingan jabatan bagi pencari kerja. Sehingga dapat menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dan paham tentang mekanisme dunia kerja dengan perjanjian kerjanya, memiliki keterampilan kerja, dan etos kerja yang baik. Para pencari kerja juga dimotivasi untuk tidak hanya menunggu lowongan pekerjaan tetapi menjadi seorang entrepreneur.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan sebetulnya pekerjaan itu tidak perlu dicari. Dalam diri setiap orang sudah ada instrumen-instrumen untuk bangkit dan di situ bisa lihat apa yang bisa dan harus dilakukan. Paradigmanya bukan lagi pagi pergi ke kantor, bekerja, lalu sore pulang.

“Namun, dari rumah pun kita bisa bekerja. Orientasinya bukan lagi bekerja di institusi besar, tidak harus jadi karyawan. Ini yang kita bangun bersama-sama,” ungkap Sutiaji.

Banyak pekerja non formal, yang kadang juga tidak tercatat, sehingga memengaruhi jumlah angka pengangguran terbuka padahal ternyata mereka punya usaha bahkan mempekerjakan banyak orang. Memang, mereka tidak bekerja dari kantor karena semua dikontrol secara online dengan kecanggihan teknologi yang ada. Ini sungguh mendukung industri ekonomi kreatif yang saat ini sedang berkembang pesat.

“Kalau ada keinginan harus ada keberanian. Yang mengalahkan kita bukan orang lain, tapi diri kita sendiri karena marasa diri tidak mampu. Saya yakin pasti Anda semua punya kemampuan, tinggal dikembangkan. Harus percaya diri. Sekarang banyak fasilitas yang tentu juga akan membantu kalian untuk berkembang untuk menciptakan usaha,” tutup Sutiaji.

Wali Kota Sujiaji juga memberi apresiasi dalam bentuk uang tunai kepada beberapa peserta yang sudah memulai usaha. Salah satunya adalah Dragon Chandra alumni SMK Negeri 6 Malang jurusan Teknik Komputer. Dia memulai usaha jual beli ikan cupang karena ketertarikannya pada harga jual cupang yang mahal.

Lain halnya dengan Yosia, alumni SMK Pekerjaan Umum Malang jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, yang malah banting setir memulai usaha kuliner, khususnya jajanan pasar. Dengan bermodal Rp50.000, dia memulai usahanya dan sekarang sudah berkembang cukup baik. Untuk keduanya, Wali Kota Sutiaji memberi masing-masing Rp1.500.000 untuk tambahan modal usaha.

Selain itu, ada dua orang lulusan yang menunjukkan minatnya dalam bidang menyanyi dan TikTok. Secara spontan, Dewi Khumairoh alumni SMK Negeri 9 Malang karaoke bersama wali kota menyanyikan sebuah lagu religi. Sementara itu, Vira Ika Prameswari lulusan SMK Sriwedari Malang yang gemar membuat TikTok mengajak semua peserta untuk joget TikTok bersama dan keduanya mendapat masing-masing Rp500.000. (ari/ram)

 

You may also like

Skip to content