Sukun (malangkota.go.id) – Menjadi salah satu grup seni pertunjukan tua yang bertahan di tengah gempuran kemajuan zaman, grup reog Sardulo Djojo yang berada di Kelurahan Sukun Kota Malang terus bertahan dan tetap eksis.

Bambang Supriadi pimpinan grup  Reog Sardulo Djojo 

Bambang Supriadi menyebutkan bahwa grup yang dipimpinnya sekarang ini merupakan grup reog pertama yang ada di Kota Malang. Sardulo berarti Macan atau Harimau, sedangkan Djojo adalah kejayaan. Grup ini didirikan oleh orang tua Bambang.

“Saya sudah generasi kedua grup Reog Sardulo Djojo. Sesuai amanah (alm) bapak, grup ini wajib terus dilestarikan,” tegas Bambang.

Jumlah anggota Sardulo Djojo saat ini ada sebanyak 120 orang yang mayoritas adalah dari kalangan pelajar dan mahasiswa, sedangkan orang dewasanya hanya ada beberapa saja.

Sardulo Djojo, diungkapkan Bambang sudah memiliki banyak prestasi sejak awal didirikan pada tahun 1967 oleh Bapak Soekiman. Prestasi terakhir yang diraih kelompok reog ini adalah masuk lima besar Kejuaraan Reog Nasional di Ponorogo pada tahun 2021.

“Sebelum masuk lima besar di Kejurnas Reog di Ponorogo tahun 2021, Sardulo Djojo sudah beberapa kali masuk lima besar di Ponorogo. Diantaranya di tahun 2015, 2017 dan 2018,” jelas Bambang, Rabu (8/3/2023).

Bambang menyebutkan untuk menjadi juara reog di tingkat nasional memang sangat berat, sebab kejuaraan diselenggarakan di tanah kelahiran reog. Dan sebagai tuan rumah tentu Ponorogo tidak pernah ingin kalah dengan daerah lain.

Selain aktif dalam pelestarian seni pertunjukan reog, Sardulo Djojo juga memiliki sanggar untuk mendidik generasi muda agar mencintai kesenian. Dan ini tampak ketika hari Sabtu dan Minggu, ketika di Sanggar Sardulo Djojo digunakan sebagai tempat latihan kerawitan, keroncong, tari tradisi, campursari.

“Sengaja kami mewadahi berbagai seni di sanggar Sardulo Djojo adalah agar warga masyarakat semakin mengenal dan mencintai seni tradisi,” terangnya.

Dengan begitu harapannya seni tradisi di Kota Malang dapat terus lestari di tengah gempuran seni modern yang saat ini sudah begitu pesat berkembang. Dari seni tradisi lah banyak pelajaran tentang nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang Bangsa Indonesia. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content