Artikel

Raih Prestasi di IEIC 2018, Ini Karya Mahasiswa FT UB yang Bermanfaat Bagi Nelayan

Klojen (malangkota.go.id) – Ketersediaan listrik selama melaut bagi para nelayan tradisional kerap kali menjadi masalah tersendiri. Tak hanya membebani biaya operasional, ketersediaan energi listrik juga selalu bergantung kepada masa hidup baterai/genset (generator set) yang bekerja bersamaan dengan mesin kapal.

Tiga mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang mendemonstrasikan karyanya, Caption

Kondisi inilah yang membuat sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya Malang untuk membuat sebuah alat pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Tak hanya ikan, selama berlayar para nelayan juga mendapatkan energi listrik tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.

Adalah Caption (Cantilever Piezoelectric Energy Harvester with Energy Bank System for Fisherman) yang menjadi alat pemanen energi listrik bertenaga gelombang laut karya mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang sebagai alternatif inovasi teknologi pemanfaatan sumber energi kemaritiman.

Tim kecil ini diketuai Kevin Rachman Firdaus dan beranggotakan Ariq Kusuma Wardana dan Muhammad Mufti Fajar. Pada ajang Indonesia Energy Innovation Challenge (IEIC) 2018 di kampus Universitas Hassanuddin Makassar pada tanggal 21-23 November 2018 lalu, Caption meraih juara kedua.

Penciptaan Caption, disampaikan Kevin saat ditemui di kampusnya, Sabtu (12/01/2019), dilatarbelakangi oleh kurang meratanya elektrifikasi masyarakat pesisir, sehingga menimbulkan kesenjangan dan menurunnya kesejahteraan bagi nelayan tradisional.

Tak hanya itu, pemanfaatan energi listrik yang bergantung pada kerja mesin saat melaut selama ini justru menambah biaya operasional para nelayan, sehingga berpengaruh negatif terhadap hasil tangkapan ikan para nelayan.

“Melalui Caption, ditawarkan solusi alternatif dengan memanfaatkan gelombang air laut dan cantilever piezoelectric. Alat ini sendiri merupakan pemanen energi getaran pada gelombang air laut dan mengubahnya menjadi energi listrik berdaya rendah,” jelas Kevin.

Sistem cantilever menghasilkan getaran dan defleksi berulang sebagai sumber utama energi listrik murah dan mudah diaplikasikan saat melaut.

Secara sederhana, gerakan naik turun pada gelombang laut ditangkap sebuah pelampung sehingga menggerakkan seperangkat gir berukuran tertentu. Putaran gir kemudian menggerakkan cantilever piezoelectric secara mengayun dengan jarak tertentu secara berulang. Energi kinetik berulang para cantilever piezoelectric kemudian diubah menjadi energi listrik dan disimpan dalam sebuah aki kering atau baterai.

Hasil penelitian menyebutkan, selama melaut antara enam hingga delapan jam, para nelayan mampu mengumpulkan 17,84 hingga 22,12 watt hour melalui Caption. Besaran energi listrik ini dapat bertambah jika di dalam satu perahu dipasang sejumlah alat Caption secara terintegrasi.

Uniknya, Caption dapat secara mudah dibuat oleh para nelayan, dan selain seluruh alat elektronik pendukungnya banyak tersedia di toko, perangkat mekanis yang digunakan pun dapat memanfaatkan suku cadang bekas pakai dari mesin kapal atau mesin sepeda motor.

“Ke depan, Caption akan terus dikembangkan dan disederhanakan, sehingga dapat bermanfaat dalam mendukung kinerja para nelayan saat melaut dan memberikan hasil maksimal bagi kesejahteraan keluarga mereka,” pungkas Kevin. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content