Berita Hukum, Politik, dan Pemerintahan

Pj Wali Kota Malang Sampaikan Implementasi Smart City dalam ‘Ngota’

Klojen (malangkota.go.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang ikut berpartisipasi dalam Riset Transformasi Digital Indonesia (RTDI) dan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2023 yang diinisiasi oleh Smart City and Community Innovation Center (SCCIC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM memaparkan pencapaian dan perkembangan pembangunan smart city dalam Ngobrol Kota (Ngota) yang menjadi tahap penilaian ajang tersebut secara virtual dari Ngalam Command Center (NCC), Rabu (22/11/2023).

 Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM memaparkan pencapaian dan perkembangan pembangunan smart city dalam Ngobrol Kota (Ngota)

RTDI dan RKCI merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap implementasi konsep Kota Cerdas di Indonesia. Melalui RTDI dan RKCI diharapkan menjadi media evaluasi dan menghimpun masukan demi kemajuan pembangunan Kota Cerdas.

Pada kesempatan ini, Pj. Wali Kota Malang menyampaikan komitmen Pemkot Malang untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Kota Cerdas sebagai pendekatan pembangunan daerah. “Kecerdasan kota harus dibangun utuh, bersama-sama, dari hulu hingga hilir. Sementara itu digital adalah tools, yang utama dalam smart city tetap kapasitas dan integritas SDM-nya. Kota Cerdas harus mampu melahirkan solusi cerdas bagi kota,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Pj. Wali Kota Malang bahwa masterplan smart city di Kota Malang telah dinaungi oleh payung hukum melalui Peraturan Wali Kota Malang Nomor 43 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Malang Kota Cerdas 2020-2025. Wahyu menyampaikan bahwa substansi Kota Cerdas masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah 2024-2026. Disebutkannya juga bahwa pembangunan Kota Cerdas memerlukan peran berbagai pihak sehingga Pemkot Malang pun membentuk kelembagaan smart yang mencakup lintas sektor.

Untuk mendukung keberlangsungan smart city, Pemkot Malang telah membangun berbagai infrastruktur TIK. Beberapa infrastruktur tersebut diantaranya adalah backbone fiber optic, server dengan kapasitas 14 terabyte, dan piranti komputasi memadai. “Kami juga sudah memasang 551 spot WiFi di RW dan 72 spot WiFi di area publik. Ada juga Ngalam Command Center dan layanan 112, serta 326 CCTV yang dapat diakses publik dan 15 titik ATCS untuk mendukung smart mobility. Selain itu layanan kami didukung drngan adanya 42 aplikasi publik dan 25 aplikasi administrasi pemerintah yang terus kita kuatkan integrasinya,” bebernya.

Berkaitan dengan anggaran, Pemkot Malang telah mengalokasikan anggaran spesifik sebesar Rp1,5 miliar kepada Diskominfo untuk kegiatan pengembangan dan pengelolaan ekosistem Kota Cerdas. Juga lebih dari Rp570 miliar untuk realisasi aksi dan quick wins yang tersebar di perangkat daerah terkait. Selain itu, Pemkot Malang juga didukung adanya CSR untuk pembangunan kota yang bernilai Rp883 juta pada tahun 2022 yang lalu.

“Tantangan Kota Cerdas beririsan dengan tantangan masa kini, dimana kita banyak dimanjakan dengan kemajuan teknologi. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah memiliki fokus pada penguatan bijak berdigital oleh semua lapisan masyarakat. Kami juga berupaya menguatkan kolaborasi serta meningkatkan tata kelola dan manajemen demi memberikan layanan infrastruktur dan sistem TIK yang andal,” ujarnya.

Kehadiran Mal Pelelayanan Publik (MPP) Merdeka juga menjadi upaya Pemkot Malang memberikan pelayanan publik yang cepat, nyaman, dan mudah sebagai wujud Smart Governance. Tak hanya itu, demi membangun smart economy, Pemkot Malang terus menguatkan ekonomi kreatif dan UMKM salah satunya dengan dibangunnya serta Malang Creative Center (MCC).

“Kami fasilitasi ekosistem ekonomi kreatif, salah satunya melalui Malang Creative Center. Kami juga memiliki Komite Ekonomi Kreatif (KEK). Data dan faktanya, perekonomian kita melalui UMKM makin menggeliat. Kita fasilitasi, kita dampingi UMKM, sehingga mereka juga mampu naik kelas. Kami juga memiliki program Kamis Mbois, dimana ada keharusan untuk ASN dan non ASN untuk menggunakan produk-produk buatan UMKM Kota Malang setiap hari Kamis,” terangnya.

Di akhir paparannya, Wahyu mengungkapkan harapannya bahwa pada tahun 2025 mendatang Kota Malang bisa menjadi Kota Kreatif Dunia sehingga akan banyak dampak bagi perekonomian masyarakat. “Saya yakin dengan ekonomi kreatif juga berkaitan erat dengan smart city. Tanpa smart city, ekonomi kreatif tidak akan bisa bangkit. Mudah-mudahan dengan smart city bisa mendukung perkembangan ekonomi kreatif dan UMKM,” tutupnya. (ari/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content