Berita

Meriahnya Perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Eng An Kiong

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Perayaan Imlek di Indonesia tak lengkap rasanya jika tanpa makan lontong Cap Go Meh. Dengan menghidangkan dan memakan lontong Cap Go Meh di Hari Raya Imlek, masyarakat Tionghoa percaya akan mendapatkan keberuntungan, rezeki dan kemakmuran.

Perayaan Cap Go Meh di Kelenteng En Ang Kiong

Perayaan Cap Go Meh diperingati tepat 15 hari setelah Tahun Baru Imlek. Cap Go Meh berasal dari kata ‘Cap Go’ yang artinya lima belas, dan ‘Meh’ yang artinya malam. Sederhananya, Cap Go Meh diartikan sebagai malam kelima belas setelah Tahun Baru Imlek.

Lontong Cap Go Meh sendiri dipercaya sebagai kuliner hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Pada tahun kelinci air ini, Perayaan Cap Go Meh jatuh pada Minggu (5/2/2023). Beberapa sumber menyebut bahwa Cap Go Meh adalah puncak perayaan Tahun Baru Imlek. Perayaan ini dulunya terbatas untuk kalangan kerajaan saja, namun kini perayaan ini dapat dinikmati semua kalangan bahkan bisa dikatakan sebagai pesta rakyat.

Seperti yang dilakukan di Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang. Usai vakum selama pandemi Covid-19, kelenteng yang telah berusia hampir dua abad ini menggelar lagi Perayaan Cap Go Meh secara meriah. Tak terbatas bagi warga Tionghoa atau umat kelenteng saja, namun pesta rakyat ini terbuka untuk masyarakat umum. Bahkan tampaknya tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, ini terlihat dari beberapa turis mancanegara yang ikut berbaur dan makan bersama.

Ketua Pengelola Yayasan Kelenteng Eng An Kiong, Rudi Phan menuturkan bahwa acara ini adalah rangkaian Perayaan Imlek yang terbilang akbar pertama yang digelar setelah adanya pandemi Covid-19.

“Malam ini kita berkumpul untuk memperingati puncak Perayaan Imlek, yaitu Cap Go Meh. dimana setelah berakhirnya musim dingin, kita masuk ke musim semi dengan harapan baru di tahun ini,” ujarnya.

Pada perayaan ini, pihak Kelenthèng Eng An Kiong menyediakan dua ribu porsi hidangan yang berisi lontong, ayam, telur, dan sayur rebung. Masyarakat pun terlihat menikmati hidangan dan antusias menyaksikan pertunjukan barongsai.

Sementara itu, Danu, salah satu warga Polehan terlihat sangat antusias dengan adanya acara ini. “Akhirnya acara ini digelar lagi. Meriah banget. Seru! Anak saya ga mau pulang ini, senang banget lihat barongsai. Semoga bisa jadi event tahunan dan menunjukkan bahwa Malang adalah kota yang rukun, adem ayem,” cerita Danu dengan girangnya. (ari/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content