Berita Ekonomi Kreatif

Usung Asa Malang Kota Kreatif Dunia 2025

Banjarmasin (malangkota.go.id) – Ekosistem ekonomi kreatif yang tumbuh subur disokong dengan kebijakan dan infrastruktur pro-insan kreatif menjadi modal penting Kota Malang mengusung asa menjadi Kota Kreatif Bertaraf Dunia pada 2025. Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM pada Forum Kepala Daerah dalam rangkaian Indonesia Creative Cities Conference di Banjarmasin, Kamis (19/01/2023).

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM menjadi narasumber di forum Kepala Daerah dalam rangkaian Indonesia Creative Cities Conference di Banjarmasin

“Bahwa kontribusi ekonomi kreatif (di Kota Malang) luar biasa. Pertumbuhan ekonomi naik ke angka 10,01 persen. Maka kita punya satu visi, Malang menuju Kota Kreatif Dunia 2025,” terang Wahyu.

Diakui Pj Wali Kota Malang bahwa perjalanan mewujudkan asa tersebut tentu tidak mudah. Sejauh ini baru ada empat kota kreatif dunia (versi UNESCO) di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Ambon dan Pekalongan. Oleh karenanya, Wahyu menyebut upaya kolaboratif harus dilakukan dengan payung hukum yang kuat.

Maka dari itu ekonomi kreatif telah ditetapkan sebagai salah satu sasaran strategis dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) tahun 2024-2026. Peta jalan terstruktur pun telah disusun dalam Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2024-2028. Dokumen baru ini nantinya akan berperan sebagai fase kedua pasca-tuntasnya peta jalan pertama pada periode 2018-2023.

“Ke depan ada enam arah kebijakan rencana aksi, yakni infrastruktur, layanan legalitas dan standarisasi industri, peningkatan kapasitas SDM kreatif, sinergi regulasi, sistem kelembagaan, serta integrasi pusat data dan riset,” beber Wahyu

Lebih lanjut Wahyu menggarisbawahi bahwa peran anak-anak muda akan sangat sangat sentral dalam membangun peradaban kreatif di Kota Malang. “Tanpa anak-anak muda kreatif, kiranya sulit kita menumbuhkan ekosistem kota yang baik. Inilah pula mengapa MCC (Malang Creative Center) hadir dan terbukti hingga September ini sudah ada 2.217 event, 1.933 pelaku ekraf, 140 kolaborator dan lebih dari 114 ribu penerima manfaat MCC,” urainya.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN), Tb Fiki C. Satari merespons positif pernyataan visi ekraf Kota Malang yang ingin mewujudkan Kota Kreatif Dunia 2025. “Saya (rasanya) nggak pernah seyakin ini bahwa ada kota yang bisa masuk ke UCCN (The UNESCO Creative Cities Network) apabila Kota Malang mengajukan diri. Tinggal bagaimana kita pastikan angle sub network dan narasi yang akan menjadi keunggulan komparatifnya Malang. Yang kedua adalah penguatan datanya ya,” ujar Fiki.

Fiki menambahkan bahwa UNESCO dalam proses penetapan Kota Kreatif Dunia lazimnya mencari praktik-praktik, baik pembelajaran dan referensi tentang bagaimana kota bisa berkesinambungan dengan energi kreatifnya. Malang menurutnya telah melakukan banyak hal untuk bisa diajukan sebagai Kota Kreatif Dunia berikutnya dari Indonesia.

“Tantangannya adalah setiap tahun UNESCO membatasi hanya dua kota yang dapat diusulkan, sehingga tentu Malang harus bersiap dari sekarang untuk dua tahun ke depan,” pesannya. (ndu/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content