Artikel UMKM

Dispangtan Kembangkan Budidaya Padi Hidroganik

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kedungkandang berinovasi dengan mengenalkan sistem bertanam padi sistem hidroganik yang memanfaatkan lahan terbatas.

Bagus menunjukan Padi sistem Hidroganik yang tengah dikembangkan

Petugas BPP Kedungkandang, Bagus Krisna Heru Widodo mengungkapkan sitem hidroganik yang dikembangkan BPP Tlogowaru ini memiliki banyak keunggulan. Memanfaatkan lahan terbatas, hasil yang didapatkan maksimal, karena selain dapat memanen padi, ikan lele, dan cacing sutra, air bekas budi daya padi itu dapat digunakan sebagai pupuk.

“Dari uji coba yang kami lakukan di kolam seluas 2×4 meter, bisa dibuat sebanyak 128 lubang tanam padi. Dimana satu lubang bisa menghasilkan padi sebanyak satu ons sampai dua dua ons gabah,” jelas Bagus, Jumat (26/1/2024).

Selain hasil panen yang menggembirakan, dengan sistem ini petani bisa memanen ikan sebanyak dua kali selama budi daya padi hidroganik. Sekali tebar bibit ikan lele padat sejumlah 3.000 ekor, dalam sekali panen bisa menghasilkan tiga kuintal ikan lele.

Sedangkan untuk pakan ikan yang dibutuhkan sebanyak 75 kilogram per siklus panen ikan. Disebutkannya bahwa saat ini pihaknya terus melakukan penelitian agar dapat menghemat biaya pakan sehingga sistem ini bisa menjadi sistem yang sangat menguntungkan.

“Sistem hidroganik ini juga bisa menghasilkan cacing sutra. Ini yang terus kami teliti lagi untuk pengembangannya, sehingga ke depan dengan sistem ini bisa menekan tingginya pengeluaran dari pakan,” jelas Bagus.

Bagus mengatakan dengan menerapkan sistem hidrogranik petani diuntungkan karena tidak perlu lagi membeli pupuk kimia dengan memanfaatkan limbah ikan lele. “Kandungan pupuk ini sangat bagus, jadi air bekas kolam hidrogranik ini bisa dijual,” ungkap Bagus.

Lebih lanjut Bagus menyebutkan bahwa selain bagus untuk padi, air bekas budi daya sistem hidrohganik juga sangat baik untuk pupuk berbagai jenis tanaman. “Yang sudah diuji coba adalah untuk tanaman melon dan tebu,” pungkasnya. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content